
Menjadi seorang penerjemah tentu memiliki keahlian dalam menguasai bahasa. Penerjemah yang profesional biasanya memiliki kode etik penerjemah tersumpah.
Kode etik tersebut harus dipenuhi dan dipatuhi dalam menjalankan profesi tersebut.
Mengenal Profesi Penerjemah
Seorang penerjemah tentunya memiliki penguasaan pada lebih dari satu bahasa.
Mereka akan menerjemahkan dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Penerjemahan tersebut kadang dilakukan secara lisan maupun tulis.
Bila dilakukan terjemahan secara tulis, tidak serta merta menjadikan kamu sebagai juru ketik.
Tentu itu dua profesi yang berbeda. Seorang juru ketik hanya bertugas untuk mengetik teks. Namun, penerjemah akan menerjemahkan sebuah teks dan mengetik hasil terjemahannya.
Untuk bisa menjadi seorang penerjemah, sebenarnya tidak ada kriteria khusus bahwa kamu harus lulusan jurusan tertentu.
Yang pasti adalah kamu harus menguasai bahasa tertentu supaya bisa menjadi penerjemah.
Dengan penguasaan tersebut, maka kamu bisa mencoba melamar menjadi seorang penerjemah. Namun, kamu harus memahami bahwa menjadi seorang penerjemah ada banyak kode etik yang harus dipatuhi.
Kode Etik Penerjemah Tersumpah
Kamu tidak bisa seenaknya mengindahkan kode etik tersebut bila ingin menjadi seorang penerjemah profesional. Berikut ini tiga kode etik penerjemah tersumpah yang perlu kamu ketahui.
1. Tidak Boleh Memiliki Kecenderungan pada Satu Terjemahan
Maksudnya yaitu seorang penerjemah tidak boleh hanya menerjemahkan dari satu kata atau tiap katanya saja. Melainkan harus melihat dari keseluruhan konteks tersebut.
Dengan begitu, makna terjemahan bisa nyambung dan masuk akal.
Selain itu, terjemahan juga terproses sesuai dengan konteks yang sedang menjadi pembahasan.
Tidak boleh menerjemahkan konteks ke luar topik pembahasan atau menerjemahkan dengan berbelit-belit. Ini supaya orang lain bisa memahaminya dengan mudah.
Terkadang, penerjemahan juga bisa melakukan sesuai dengan makna yang mudah untuk terpahami.
Jadi, boleh bila tidak persis secara linguistik. Yang penting makna yang ingin tersampaikan bisa Anda pahami dengan baik dan tentu tidak melanggar aturan.
2. Menyelesaikan Tugas Sesuai Deadline
Kode etik yang kedua yaitu menyelesaikan proyek yang kami terima sesuai dengan batas waktu yang kesepakatan.
Deadline tersebut tentunya sudah menjadi kesepakatan di awal, sehingga seorang penerjemah tersumpah harus bertindak secara profesional.
Dengan cara menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya. Setiap klien selalu meminta batas waktu tertentu untuk setiap proyek yang Anda berikan.
Bila sudah tersanggupi di awal kesepakatan, maka harus terselesaikan sesuai kesepakatan juga.
Bila seorang penerjemah tidak berhasil menyelesaikan proyek tepat pada waktunya, tentu akan membuat klien kecewa.
Selain itu, akan mempengaruhi tingkat kepercayaan terhadap si penerjemah. Ini akan membuat nilai si penerjemah menjadi menurun.
3. Tidak Asal Mengambil Job Bila Tidak Memenuhi Kualifikasi dan Tanpa Sertifikat
Memang setiap orang bisa menjadi seorang penerjemah asalkan menguasai beberapa bahasa.
Namun, ternyata kamu tidak bisa menjadi seorang penerjemah profesional bila belum memiliki sertifikat resmi sebagai seorang penerjemah yang legal.
Bila kamu nekad mengambil job untuk menerjemahkan suatu hal, sedangkan kamu tidak memiliki sertifikat, takutnya hasil terjemahan kamu kurang valid.
Selain itu, bila terjadi kesalahan dalam penerjemahan juga akan berbahaya.
Kamu juga tidak bisa mempertanggungjawabkan hasil terjemahan tersebut karena tidak memiliki lisensi resmi bersertifikat. Hal itu juga menjadi perbedaan penerjemah tersumpah dan tidak.
Nah, itu dia seputar hal tentang profesi seorang penerjemah dan kode etik penerjemah tersumpah.
Dengan memahami beberapa kode etik di atas, kamu bisa mempertimbangkan langkah yang tepat untuk bisa menjadi penerjemah yang baik.

