fbpx

8 Metode Penerjemah Bahasa Terbaru

Metode Penerjemah Bahasa

Apa yang menjadi maksud metode penerjemah bahasa? Penerjemahan bahasa salah satu aktivitas yang penting untuk menunjang komunikasi manusia.

Hal ini karena penggunaan bahasa oleh manusia berbeda-beda dari setiap daerah maupun negara.

Metode penerjemahan sendiri adalah suatu cara sistematis yang biasa untuk melakukan penerjemahan. Lantas, tahukah Anda ada apa saja metode penerjemahan?

Bagi Anda yang sudah penasaran, silahkan perhatikan ulasan lengkapnya berikut ini.

8 Metode Penerjemah Bahasa

Dari abad pertama masehi hingga abad ke 19, penerjemah  terbagi menjadi dua dalam cara menerjemahkan, cara yang terlalu setia dan cara yang terlalu bebas.

Cara yang setia berarti dekat dengan bahasa sumber dan cara yang bebas dekat dengan bahasa sasaran.

Definisi penerjemahan menurut KBBI sendiri adalah proses atau perbuatan pengalihan bahasa.

Supaya Anda menjadi lebih paham, berikut beberapa metode penerjemahan yang masih banyak digunakan hingga saat ini, yaitu:

1. Penerjemahan Kata per Kata (Word for Work Translation

Secara struktural terjemahan dengan metode ini mengikuti standar bahasa Sumber dan makna kata per satuan diterjemahkan secara sangat harfiah tanpa memperhatikan konsep secara keseluruhan.

Menurut Newmark (1998), metode kata per kata ini juga bisa digunakan pada tahap awal penerjemahan (pre-translation) untuk dapat memahami teks yang sulit.

Secara singkat, metode penerjemah bahasa baru dapat digunakan jika bahasa sumber dan bahasa sasaran mempunyai struktur yang sama.

2. Penerjemahan Harfiah (Literal Translation

Metode penerjemah bahasa selanjutnya yaitu metode harfiah. Metode ini sering dipakai untuk mengartikan kalimat yang panjang dan sulit.

Selain itu, metode harfiah hampir sama dengan metode kata per kata, yaitu tidak memperhatikan konteks.

Metode penerjemahan harfiah menurut Newmark (1998), biasanya digunakan untuk menerjemahkan istilah budaya yang meliputi :

Sosial budaya, organisasi, adat, kegiatan, ekologi, benda budaya (artefak), prosedur dan konsep, serta politik dan tata kelola.

Meskipun metode harfiah mengikuti struktur bahasa sasaran. Akan tetapi, setiap kata atau ungkapan diterjemahkan di luar konteks.

3. Penerjemahan Setia (Faithful Translation

Metode penerjemahan setia ternyata sangat berusaha untuk mempertahankan bentuk atau format bahasa sumber.

Padahal, menurut Benny (2008), metode ini cocok untuk teks hukum atau puisi karena pada keduanya membutuhkan bahasa sember yang setia.

Meskipun begitu, teknik penerjemahan ini sudah mencoba membentuk makna yang kontekstual.

Namun struktur pada kalimat, paragraf, maupun teks secara keseluruhan masih dibatasi oleh struktur gramatikal bahasa sumber.

Perlu untuk Anda tahu, metode setia tersebut kurang cocok dipakai untuk menerjemahkan dongeng atau cerita anak karena akan menghasilkan terjemahan yang kaku dan kurang sesuai dengan budaya sasaran.

4. Penerjemahan Adaptasi (Adaptation

Metode adaptation bertolak belakang dengan metode kata per kata. Dalam Metode penerjemah bahasa kali ini menekankan pada pesan bukan pada kalimat.

Metode adaptasi menghapus budaya dari bahasa sumber dan menggantinya dengan bahasa sasaran.

Metode ini menekankan penyampaian pada pesan. Adaptasi biasa terpakai untuk drama, transkrip sinetron, puisi, hingga transkrip film.

Hanya mempertahankan tema, karakter atau plot dalam terjemahan atau saduran dengan metode ini.

Salah satu contohnya seperti pernyataan oleh Benny (2008) yaitu “adaptasi yang dilakukan pada nama binatang dari Eropa diganti dengan nama binatang dari Indonesia

(misalnya, rubah menjadi kancil meskipun sifat liciknya berbeda).

5. Penerjemahan Semantis (Semantic Translation

Penerjemahan semantis lebih luwes dari pada penerjemahan setia.

Menurut Newmark (1998) metode penerjemah semantis memperhatikan nilai estetis teks sumber sehingga hasil teks terjemahan juga harus terlihat indah dan juga natural.

Secara struktur metode ini sudah mengikuti konvensi bahasa sasaran dengan baik dan benar, baik secara pesan dan makna, sudah memperhatikan konteks dan berterima di bahasa sasaran.

Dalam metode penerjemahan semantis nilai keindahan dan kewajaran serta makna yang terkandung di dalam bahasa sumber harus lebih penerjemah perhatikan.

Karena selain untuk menerjemahkan karya fiksi, metode ini juga biasa terpakai untuk karya ilmiah.

6. Penerjemahan Idiomatis (Idiomatic Translation

Metode ini mencoba menerjemahkan sebuah ungkapan bahasa Idiomatis bahasa sumber menjadi ungkapan idiomatis juga dalam bahasa sasaran.

Namun, Metode penerjemah bahasa ini cenderung mendistorsi nuansa makna jika teks sumber memakai idiom yang tidak terdapat dalam bahasa sasaran.

Karena itu, pada umumnya ungkapan idiomatis tersebut menjadi terjemahkan seperti ungkapan biasa.

Newmark (1998) mengatakan bahwa semua bahasa figuratif, antara lain metafora, simile, dan ungkapan idiomatis termasuk ke dalam bahasa kiasan (figurative expression).

Metode ini juga memegang peran penting dalam menerjemahkan bahasa kiasan pada novel.

7. Penerjemahan Bebas (Free Translation

Penerjemahan bebas hanya menekankan pada pesan teks sumber. Metode satu ini tidak melakukan penyesuaian budaya bahasa sumber dengan budaya bahasa sasaran.

Hal inilah yang membuatnya berbeda dari metode penerjemahan adaptasi.

Contoh penerjemahan bebas yang paling umum hanya mementingkan pesan teks sumber,

tapi tidak memperhatikan bentuk dan estetika hasil teks terjemahan, sehingga metode ini tidak cocok apabila untuk menerjemahkan puisi.

Oleh karena itu, metode ini menerapkan parafrasa di mana terjemahan dapat menjadi lebih pendek atau bahkan lebih panjang dari teks sumber.

Metode bebas juga bisa penerjemah lakukan saat menerjemahkan teks atas permintaan pembaca yang hanya ingin tahu isi dari teksnya.

Dengan demikian, penerjemah tidak perlu menyesuaikan terjemahan dengan bentuk budaya bahasa sasaran.

8. Penerjemahan Komunikatif (Communicative Translation

Metode penerjemah bahasa yang terakhir adalah penerjemah komunikatif.

Metode ini mengarahkan reproduksi makna kontekstual bahasa sumber agar aspek kebahasaan dan isi terjemahan mudah terpahami oleh pembaca teks bahasa sasaran.

Penerjemahan bebas hanya mementingkan makna tanpa melakukan penyesuaian dengan budaya pembaca sasaran,

Sementara metode komunikatif masih menghadirkan unsur budaya bahasa sumber di dalam teks sasaran walaupun tidak terikat struktur bahasa sumber.

Dengan kata lain, metode ini menyampaikan pesan dari bahasa sumber tetapi mengikuti semua unsur konvensi bahasa sasaran, seperti struktur, makna atau pesan, dan budaya.

Gunakan Jasa Penerjemah dari Kantor Penerjemah Tersumpah

Nah, bagi Anda yang sedang membutuhkan penerjemah atau jasa translate dokumen, jasa legalisasi dokumen,

jasa penerjemah dokumen, jasa penerjemah lisan dan jasa percetakan digital, maka Kantor Penerjemahan Tersumpah adalah jawabannya.

Anda bisa mempercayakan keperluan Anda melalui jasa penerjemah tersumpah satu ini karena sudah berpengalaman sejak tahun 2012 serta sudah bersertifikat resmi bergaransi.

Selain berbagai bentuk penerjemahan, Kantor Penerjemahan Tersumpah juga menyediakan interpreter atau layanan jasa penerjemah lisan yang bertatap muka secara langsung.

Jika Anda tertarik, Anda bisa langsung melihat portofolionya yang ada di website resmi.

Tak perlu ragu lagi, karena ribuan pengguna jasa penerjemah dokumen, jasa penerjemah lisan maupun jasa legalisasi dokumen sudah menggunakan jasa dari Kantor Penerjemah Tersumpah.

Demikian beberapa Metode penerjemah bahasa yang bisa menjadi pilihan oleh penerjemah sesuai dengan tujuan penerjemah dan pembaca terjemahan.

Semoga bermanfaat dan kunjungi website Kantor Penerjemah Tersumpah untuk info lengkapnya.

Summary
8 Metode Penerjemah Bahasa Terbaru